“MENJADI MAHASISWA SUPERIORITY COMPLEX ATAU INFERIORITY COMPLEX?”

Inferiority complex menjadikan seseorang merasa bahwa dirinya kurang penting, kurang berharga, atau kurang pandai dibandingkan dengan orang lainnya. Dan karenanya, orang seperti ini selalu bersikap pesimistis. Lantas memberi dirinya sendiri label sebagai orang yang tidak pantas untuk menerima suatu keadaan yang baik. Perilaku nyata yang muncul dipermukaan adalah sifat yang kita sebut sebagai rendah diri.

Begitu pula halnya dengan superiority complex. Dia menjadikan seseorang mengira bahwa dirinya lebih baik dan lebih penting dibandingkan dengan orang lain. Dan karenanya, orang itu menjadi besar kepala dan arogan. Terlampau percaya diri. Dan memandang rendah orang lain.

Melalui kegiatan siaran radio di Suara Kasih Madiun pada  hari Sabtu, 2 Maret 2019 dalam program Civitas Akademika yang disampaikan oleh Ibu Dwi Sri Rahayu, M.Pd., Ibu Chaterina Yenni Susilaningsih M.Pd., dan mahasiswa semester II, Elia Cristy serta Renggatama Satya Renata dengan tema menjadi mahasiswa superiority complex dan inferiority complex ini, BK WIMA berbagi wawasan bahwa seyogyanya sebagai mahasiswa tidak memiliki kepribadian yang  mencerminkan ke duanya.